Main Article Content

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan serta menentukan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Analisis data menggunakan analisis keberlanjutan Rafed (Rapid Assessment Techniques for Fisheries Economic Development) dan analisis prospektif. Status keberlanjutan pengembangan ekonomi perikanan di Kabupaten Kepulauan Meranti secara multidimensi termasuk kategori cukup berkelanjutan dengan skor (54,29). Dalam rangka penyusunan model pengembangan ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan ditemukan 7 faktor kunci. Model pengembangan (P) pada ekonomi wilayah dan kelembagaan usaha perikanan merupakan interaksi antara Pengembangan komunitas (k), Kerjasama dalam industri sejenis maupun industri hulu-hilir (i), Kontribusi pengembangan ekonomi perikanan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat lokal (e), Faktor kebijakan pemerintah (r), Ketersediaan SDM (s), Sarana dan prasarana perikanan (n), serta  Pendapatan masyarakat (y) yang dapat digambarkan dalam hubungan fungsi P = f (k, i, e, r, s, n, y).

Article Details

How to Cite
, & . (2018). MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DAN KELEMBAGAAN USAHA PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI. TECHNO-FISH, 2(2), 71-83. https://doi.org/10.25139/tf.v2i2.984

References

  1. Bappenas. 2007. Manual Penentuan Status dan Pengungkit PEL. Direktorat Perekonomian Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.
  2. Berkes F. 2003. Alternatives to Conventional Management: Lessons from Smallscale Fisheries. Journal Environments 31(1):1-19.
  3. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Meranti. 2017. Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Angka. Selat Panjang.
  4. [FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nation. 2007. Models for fish stock assessment. Training Center on the Methods for Fish Stock Assessment. Brest, France.
  5. Fauzi A dan S Anna. 2002. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan, Aplikasi RAPFISH, Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta. J. Pesisir dan Lautan. 4(3) : 7-15.
  6. Kavanagh, P. 2001. Rapid Appraisal Of Fisheries (Rapfish) Project: Rapfish software Description (For Mic Excel). University of British Colombia, Fisheries Centre. Vancouver.
  7. Pitcher, TJ. 1999. Rapfish, A Rapid Appraisal Technique For Fisheries, And Its Application To The Code Of Conduct For Responsible Fisheries. FAO Fisheries Circular No. 947. University of British Colombia, Fisheries Centre. Vancouver.
  8. Rice JC, Rochet MJ. 2005. A framework for selecting a suite of indicators for fisheries management. ICES. Journal of Marine Science 62:516-527.
  9. Ramadona T, Rengi, Marnis. 2015. Model Pengelolaan Sumberdaya Ikan Karang Berkelanjutan Di Raja Ampat. Prosiding Simposium Nasional Perikanan Karang Berkelanjutan Indonesia. Hal. 335-348.
  10. Rengi P. 2015. Disain Pengelolaan Lingkungan Perikanan Di Kawasan Perairan Tangkap Lebih (Overfishing) Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau [Disertasi]. Pekanbaru. Program Pascasarjana. Universitas Riau. 248 hal.
  11. Rengi P, Ramadona T, Ardiansyah. 2017. Fishing Resource Management Policies Of Bengkalis Regency Riau Province. International Journal Of Social Sciences. 51(1):42-50.