AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira <p>AKIRA: Journal of Japanese Language, Culture and Literature is an online-based journal published by the Faculty of Letters, Dr. University. Soetomo in May 2023. AKIRA Journal is a double-blind review journal that aims to publish student research articles dedicated to the fields of Japanese language, culture, and literature. This journal is published twice a year, in May and November. We invite authors from other universities to submit their articles. Articles must be submitted no later than February for the May issue, and August for the November issue.</p> <p><strong>ISSN: p-ISSN 2986-6664, e-ISSN 2987-8640</strong></p> <p><strong>Focus and Scope</strong></p> <p>Scientific research in the field of Japanese language which includes semantics, morphology, syntax, pragmatics, translation, and so on. In the field of literature includes the study of prose, poetry, drama, comparative literature and so on. In the field of culture which includes traditional culture and modern culture.</p> Faculty of Letters, Dr. Soetomo University en-US AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2987-6664 PEMENDEKAN (RYAKUGO) PADA KOMIK LAST GAME VOL.1 – 3 KARYA SHINOBU AMANO https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/Vol.1%20N0.%202%20%282024%29%3A%20AKIRA%20Volume%201%20Nomor%202%202024 <p>Penelitian ini membahas mengenai pemendekan (<em>Ryakugo</em>) pada Komik <em>Last Game </em>Vol. 1-3 karya Shinobu Amano. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan jenis-jenis pemendekan <em>(ryakugo</em>) dan pembentukan pemendekan kata dari jenis <em>ryakugo </em>yang ditemukan dalam komik tersebut. Penelitian ini menggunakan teori pemendekan menurut Yoshifumi Hida. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu komik <em>Last Game </em>Vol. 1-3 Karya Shinobu Amano. Data pada penelitian ini diambil kata-kata yang mengandung pemendekan (<em>ryakugo)</em>. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik menyimak dan mencatat. Teknik analis dengan cara data yang telah divalidasi dikumpulkan berdasarkan jenis-jenis <em>ryakugo. </em>Selanjutnya menganalisis data sesuai dengan rumusan masalah dan menjabarkan hasil analisis. Terakhir membuat kesimpulan. Terdapat 216 jenis kata yang mengalami pemendekan. Terdapat 5 jenis <em>ryakugo</em> pada komik ini yaitu penghapusan di bagian akhir (<em>geryaku</em>/下略) 109 data, penghapusan di bagian awal (<em>joryaku</em>/上略) 34 data, penghapusan di bagian tengah (<em>chuuryaku</em>/中略) 57 data, pemendekan dari kata gabungan 14 data dan pemendekan yang diambil dari huruf awal pada penulisan huruf alfabet 2 data.</p> <p>Kata kunci<em>:</em> komik; <em>Last Game</em>; <em>ryakugo.</em></p> Nurun Nafasa Zakiya Qolby hendri zuliastutik Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-01-29 2024-01-29 1 2 137 148 10.25139/akira.v1i2.7362 PERUBAHAN KEPRIBADIAN TOKOH TSUKISHIMA SHIZUKU DALAM ANIME MIMI WO SUMASEBA KARYA AOI HIIRAGI https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7365 <p>Setiap manusia pasti memiliki kisah dalam kehidupannya baik hal baik maupun buruk seperti kegembiraan maupun kesedihan. Momen yang dialami tersebut dapat mengubah kepribadian individu dari tiap manusia. Salah satu kisah perubahan kepribadian terdapat pada anime <em>Mimi wo Sumaseba </em>karya Aoi Hiiragi. Penelitian ini membahas perubahan kepribadian Tsukishima Shizuku sebagai tokoh utama yang mengalami perubahan kepribadian berlawanan dalam anime tersebut. Tujuan penelitian ini yakni, mengidentifikasi perubahan kepribadian tokoh utama Tsukishima Shizuku melalui faktor lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepribadian B.F. Skinner. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menganalisis data secara deskriptif. Hasil penelitian ini yakni, perubahan kepribadian yang dialami Tsukishima Shizuku merupakan hasil bentukan dari lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan perubahan kepribadian tokoh utama Shizuku sebagai akibat perhatian atau kepedulian yang diterima dari lingkungan sekitarnya untuk dirinya, terlebih dari seseorang yang Shizuku cintai. Selain itu, motivasi dari Kakek Seiji juga menyebabkan kepribadian tokoh Shizuku berubah mengikuti kemauannya.</p> <p>Kata kunci<em>:</em> perubahan kepribadian; psikologi sastra; tokoh</p> Vicky Aditya Rahadiyan Duwi Nugroho Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-03-28 2024-03-28 1 2 149 163 10.25139/akira.v1i3.7365 LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN SHISHIO MAKOTO DALAM KOMIK RUROUNI KENSHIN KARYA NOBUHIRO WATSUKI DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI KONFLIK https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7364 <p>Komik <em>Rurouni Kenshin</em> karya Nobuhiro Watsuki volume ke-7 menceritakan tentang kehidupan masyarakat Jepang di zaman Meiji, khususnya yang melatarbelakangi pemberontakan Shishio Makoto terhadap pemerintah Meiji. Permasalahan yang dibahas ialah: latar belakang terjadinya pemberontakan Shishio Makoto pada pemerintah Meiji. Teori yang digunakan adalah sosiologi konflik, aliran multidisipliner milik Galtung yang menekankan pada kebutuhan analisisnya, dengan bantuan analisis konflik pragmatis. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dan sumber datanya adalah percakapan dan narasi yang terdapat pada komik <em>Rurouni Kenshin</em> karya Nobuhiro Watsuki volume ke-7. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah teknik kepustakaan. Prosedur analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif. Hasil pembahasan penelitian ini yakni, faktor yang melatarbelakangi terjadinya pemberontakan karena kontradiksi antara Tamu dan Kensin yang seharusnya membalas dendam ternyata malah sebaliknya lewat perbuatan saling mencintai bahkan sampai menikah, meski pada akhirnya Tamu terbunuh oleh musuh-musuh Kensin. Ketiga hubungan sebab-akibat tersebut menghasilkan suatu konflik berupa pemberontakan Shishio terhadap pemerintahan Meiji.</p> <p>Kata Kunci: komik <em>Rurouni Kenshin</em>; sosiologi konflik; zaman Meiji</p> Sarah Savora Listyaningsih Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-03-28 2024-03-28 1 2 164 171 10.25139/akira.v2i1.7364 EKSISTENSI TOKOH XANXUS DALAM NOVEL KATEKYO HITMAN REBORN! SECRET BULLET 2 X FIANMA KARYA HIDEAKI KOYASU DAN AKIRA AMANO https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7360 <p>Karya sastra berupa novel mencerminkan sebuah kehidupan nyata serta membawakan pesan filosofis melalui para tokohnya. Seperti dalam novel Jepang yang berjudul “<em>Katekyo Hitman Reborn! Secret Bullet 2 X Fianma</em>,” karya Hideaki Koyasu dan Akira Amano. Novel ini menceritakan konflik dalam keluarga mafia di Italia bernama Vongola. Tokoh utamanya bernama Xanxus. Tokoh ini dikaji dengan ilmu filsafat eksistensialisme dari filsuf Jean Paul Sartre. Peneliti memuat rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah perwujudan kebebasan tokoh Xanxus dalam novel <em>KHR!</em> 2, ditinjau menurut konsep kebebasan eksistensialisme Jean Paul Sartre? (2) Bagaimana dampak dari kebebasan Xanxus dalam novel <em>KHR!</em> 2, ditinjau menurut konsep kebebasan eksistensialisme Jean Paul Sartre?. Landasan teori penelitian ini adalah eksistensialisme Jean Paul Sartre dan mafia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sumber data berupa novel dan data berupa parafrasa maupun dialog dalam novel menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam hasil analisis, peneliti menyimpulkan beberapa eksistensi kebebasan tokoh Xanxus antara lain, (1) eksistensi mendahului esensi, Xanxus membentuk esensinya sebagai seorang yang pantas menjadi <em>boss</em> mafia dinilai dari cara dia mengada(eksis), (2) eksistensi setiap orang saling mengobjekkan, dalam mengupayakan kebebasan, Xanxus selalu dihadapkan dengan orang lain sehingga menimbulkan konflik, (3) manusia dan faktisitas, Xanxus harus menghadapi fakta bahwa ia hanyalah seorang anak sah dari <em>boss</em> mafia kesembilan bukan anak kandung, sehingga ia harus mengupayakan jika ingin mendapatkan tahta <em>boss</em> kesepuluh. Dampak dari kebebasan Xanxus dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain. Dampak yang dirasakan dirinya sendiri adalah Xanxus dikenai hukuman. Dampak yang dirasakan orang lain adalah seluruh keluarga mafia menerima berbagai kerugian.</p> <p>Kata kunci: eksistensialisme; filsafat; mafia; novel&nbsp;</p> Mohammad Riza Hidayatullah Listyaningsih Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-04-25 2024-04-25 1 2 172 185 10.25139/akira.v1i2.7360 KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PADA TOKOH GON DAN KILLUA DALAM MANGA HUNTER X HUNTER KARYA YOSHIHIRO TOGASHI https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7355 <p>Dalam komik <em>Hunter x Hunter</em> karya Yoshihiro Togashi chapter ke-1 sampai ke-305, diceritakan tentang kehidupan Gon dan Killua yang ingin menjadi <em>Hunter </em>profesional. Peneliti tertarik meneliti karakteristik kepribadian dari tokoh Gon dan Killua berdasarkan faktor lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekitar mereka yang meliputi sifat dan emosi tokoh. Adapun rumusan masalah tersebut, meliputi: 1) Bagaimana karakteristik kepribadian tokoh Gon dan Killua?; 2) Apa faktor yang mempengaruhi karakteristik kepribadian tokoh Gon dan Killua? dan 3) Bagaimana emosi yang dialami tokoh Gon dan Killua?; Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang karakteristik kepribadian dan faktor&nbsp; yang mempengaruhi karakteristik kepribadian serta emosi tokoh Gon dan Killua dalam komik<em> Hunter x Hunter</em>. Dalam penelitian ini digunakan teori karakteristik kepribadian Daniel dan Lawrence yang menekankan kepribadian yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan klasifikasi emosi oleh David Krech. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data dan sumber data berupa tuturan atau percakapan antar tokoh yang diperkuat dengan gambar dalam komik <em>Hunter x Hunter</em>. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan ialah menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : Karakteristik kepribadian tokoh Gon dan Killua yakni pantang menyerah yang melekat pada tokoh Gon, dan daya tahan fisik kuat melekat pada tokoh Killua. Faktor yang mempengaruhi karakteristik kepribadian tokoh Gon&nbsp; adalah faktor lingkungan budaya, sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi Killua adalah keluarga. Emosi yang melekat pada tokoh Gon yakni emosi dasar marah dan emosi yang berhubungan dengan orang lain yakni benci sedangkan emosi takut melekat pada tokoh Killua.</p> <p>Kata Kunci : Karakteristik Kepribadian; Klasifikasi Emosi; Komik <em>HxH; </em>Psikologi Sastra.</p> Antoni Krismansyah Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-06-12 2024-06-12 1 2 186 197 10.25139/akira.v1i2.7355 ILOKUSI GENMEITEKI DALAM PERCAKAPAN GURU DAN SISWA https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7361 <p>Percakapan antara guru dan siswa sangat menarik untuk diteliti melalui cabang ilmu pragmatik yaitu tindak tutur ilokusi. Yule (2006:92) membagi ilokusi menjadi lima, salah satunya adalah komisif. Komisif dalam bahasa Jepang disebut juga <em>genmeiteki</em> Dalam penelitian ini membahas tentang ilokusi <em>genmeiteki</em> seorang guru dalam percakapan guru dan siswa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori Koizumi. Adapun metode peneliti yang digunakan adalah metode kualitiatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kajian isi (<em>content analysis</em>). Sumber data penelitian ini ialah film Ansatsu Kyoushitsu (<em>暗殺教室</em>)<em>Live Action</em> Karya Yusei Matsui. Didalam film tersebut terdapat 39 data <em>genmeiteki</em> yang dituturkan oleh guru. Hasil penelitian adalah ilokusi tindak tutur guru antara lain ancaman (16 data), janji (13 data), penolakan (9 data) dan ikrar (1 data). Dari hasil tersebut ditemukan bahwa pada tuturan <em>genmeiteki</em> guru terbanyak ada pada bentuk ancaman dan dilakukan oleh guru pria. Hal ini disebabkan latar belakang film yang membahas tentang kenakalan remaja.</p> Nadya Ayu Putri Prasetiyo Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-06-12 2024-06-12 1 2 198 211 10.25139/akira.v1i2.7361 REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM PERIBAHASA JEPANG MENURUT KONFUSIANISME https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7359 <p><em>Kanji</em> merupakan aksara yang berasal dari Tiongkok kemudian masuk ke Jepang. Beberapa <em>kanji</em> dikembangkan menjadi huruf <em>hiragana</em> dan <em>katakana</em>, dipakai oleh masyarakat Jepang hingga saat ini. <em>Kanji</em> adalah aksara yang menyimbolkan suatu benda, salah satu contohnya adalah <em>kanji</em> 女 yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang berlutut atau dalam posisi hormat. Jelas terlihat kedudukan perempuan sangat rendah dan harus menghormati laki-laki. Dari pembentukan <em>kanji</em> tersebut, juga terkandung pemikiran mengenai kehidupan perempuan dan dicerminkan pula dalam peribahasa Jepang, karena peribahasa lahir dari kehidupan masyarakat, pola pikir dan nilai-nilai juga terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas tentang peribahasa Jepang yang memiliki unsur <em>kanji</em> 女 dan mengandung representasi perempuan dalam konsep “Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan” menurut Konfusianisme. Konfusianisme merupakan suatu ajaran yang menitikberatkan pada keharmonisan antara satu individu dengan individu lainnya, meningkatkan moral, dan menjaga etika. Berdasarkan analisis diperoleh hasil sebagai berikut: “Tiga Kepatuhan” mencakup kepatuhan terhadap Ayah, contohnya tidak berhak menyampaikan keinginan tentang perkawinannya, kepatuhan terhadap suami meliputi penghormatan, kesetiaan, dan pelayanan, serta kepatuhan terhadap anak laki-laki setelah suaminya meninggal. Sementara “Empat Kebajikan” diperoleh hasil: 1) sifat dan etika, contohnya hanya mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan urusan dunia di dalam rumah; 2) cara bicara yang ditunjukkan dengan bicara seperlunya saja; 3) tingkah laku dan penampilan, misalnya bertingkah laku lembut dan berpenampilan rapi; 4) keterampilan yang harus dimiliki, contohnya pandai melakukan pekerjaan rumah. Hasil di atas memperlihatkan adanya pengaruh Konfusianisme dalam peribahasa Jepang yang mengatur kehidupan perempuan.</p> <p>Kata kunci<em>:</em> Konfusianisme; Peribahasa; Representasi Perempuan</p> Imelda Ratnasari Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-06-26 2024-06-26 1 2 212 226 10.25139/akira.v1i2.7359 PRESUPOSISI PADA KANDOUSHI DALAM MANGA GEKKAN SHOUJO NOZAKI-KUN VOLUME 1-2 KARYA IZUMI TSUBAKI https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7357 <p><em>Kandoushi</em> merupakan kata yang dapat mengekspresikan perasaan penutur. Sebelum suatu <em>kandoushi</em> dituturkan, penutur memiliki asumsi bahwa mitra tutur dapat memahami apa yang akan dituturkan. Asumsi-asumsi tersebut disebut dengan presuposisi. Penelitian ini membahas tentang presuposisi pada <em>kandoushi</em> dalam <em>Manga Gekkan Shoujo Nozaki-kun Volume</em> 1-2 Karya Izumi Tsubaki. Penelitian ini menggunakan teori <em>kandoushi</em> milik Masuoka dan Takubo (1989:54-55) dianalisis melalui sudut pandang presuposisi dengan menggunakan teori presuposisi milik Yule (2014:46-51). Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis presuposisi pada <em>kandoushi</em> dalam <em>Manga Gekkan Shoujo Nozaki-kun</em> <em>Volume</em> 1-2 Karya Izumi Tsubaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tuturan <em>kandoushi</em> yang memiliki presuposisi. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan 142 data <em>kandoushi</em> yang memiliki presuposisi dengan jenis presuposisi faktif (60 data), presuposisi eksistensial (55 data), presuposisi leksikal (13 data), presuposisi nonfaktif (12 data) dan presuposisi konterfaktual (2 data). Selain itu, diketahui ada satu jenis presuposisi yang tidak ditemukan dalam penelitian ini, yaitu presuposisi struktural. Hal ini dikarenakan presuposisi tersebut muncul pada kata tanya 5W 1H atau pertanyaan yang mengandung jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’, sedangkan pada penelitian ini tidak ditemukan <em>kandoushi</em> dengan kata tanya dengan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kata kunci: <em>kandoushi, manga</em>, presuposisi.</p> Egidia Ikkasavitri Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-06-26 2024-06-26 1 2 227 239 10.25139/akira.v1i2.7357 ILOKUSI DIREKTIF TIDAK LANGSUNG PADA TOKOH KORO-SENSEI DALAM ANIME ANSATSU KYOUSHITSU https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/akira/article/view/7363 <p>Pada artikel ini, peneliti menulis tentang maksim kerjasama yang muncul dari tindak tutur direktif dalam kalimat deklatatif pada tuturan Koro-sensei <em>anime Ansatsu Kyoushitsu</em> karya Yuusei Matsui episode 1-22. <em>Anime Ansatsu Kyoushitsu </em>menceritakan mengenai Koro-sensei yang menjadi target pembunuhan murid kelas 3-E sekolah kunigigaoka. Walaupun menjadi seorang target pembunuhan, Koro-sensei mengembangkan bakat masing-masing muridnya setiap rencana pembunuhan dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini merumuskan tentang maksim kerjasama yang muncul setelah tindak tutur direktif dalam kalimat deklaratif oleh tokoh Koro-sensei dituturkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui maksim kerjasama yang terjadi pada saat tuturan Koro-sensei dituturkan berdasarkan kaidah dan respon positif atau negatif. Pada penelitian ini data yang ditemukan berjumlah 68 data tindak tutur direktif dengan menggunakan kalimat deklaratif. Dari data tersebut maksim kerjasama yang terjadi tidal semua memenuhi kriteria atau yang ada, berdasarkan teori Grice dan teori tindak tutur direktif oleh Kreidler. Maksim kerjasama yang ditemukan berupa maksim kuantitas (25 data), maksim kualitas (16 data), maksim relevansi (16 data), dan maksim cara (11 data). Dari kesimpulan di atas, hasil pembahasan menunjukkan bahwa Koro-sensei lebih banyak menggunakan tindak tutur direktif perintah dalam bentuk positif berupa meminta kepada lawan tuturnya dan respon lawan tutur yang memenuhi syarat maksim kuantitas. Akan tetapi tidak semua tindak tutur direktif yang dituturkan dalam bentuk positif tersebut memunculkan respon positif di dalamnya.</p> Rahma Bunga Arum Pakarti Copyright (c) 2024 AKIRA: Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Jepang 2024-07-03 2024-07-03 1 2 240 255 10.25139/akira.v1i2.7363