Dari Pertunjukan-Ritual Ke Dagangan-Komersial: Pergeseran Makna Jathilan dalam Cerpen "Pemakan Beling" Karya Ranang Aji SP


Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran makna Jathilan dalam cerpen "Pemakan Beling" karya Ranang Aji SP dengan menggunakan pendekatan Roland Barthes, semiotika khususnya metaforis. Jathilan, sebuah seni pertunjukan tradisional yang berakar pada ritual dan spiritualitas, mengalami transformasi signifikan dalam narasi cerpen tersebut. Melalui pendekatan metaforis, penelitian ini mengidentifikasi dan menginterpretasi tanda-tanda dan simbolisme yang digunakan dalam teks untuk merepresentasikan perubahan dari makna sakral dan ritualistik menjadi komoditas komersial. Dengan memanfaatkan konsep denotasi dan konotasi Barthes, serta pendekatan metaforis, penelitian ini menemukan bahwa perubahan ini mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang lebih luas dalam masyarakat kontemporer. Pergeseran tersebut tidak hanya mengubah esensi dari Jathilan itu sendiri, tetapi juga mengungkapkan ketegangan antara tradisi dan modernitas. Dengan demikian, penelitian ini menemukan bahwa cerpen "Pemakan Beling" merepresentasikan Jathilan sebagai praktik budaya yang kehilangan makna sakralnya dan bergeser menjadi simbol komersialisme, yang mencerminkan marginalisasi tradisi dalam arus modernitas.
References
Barthes, R. (1972). Mythologies (A. Lavers, Trans.). New York, NY: Hill and Wang. (Original work published 1957)
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Singkat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Dewanto. Nirwan. 2017. Senjakala Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Oak.
Eagelton, Terry. 2022. Marxisme dan Kritik Sastra. Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Roza Muliati dkk. Yogyakarta: Sumbu.
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme genetik. Sampai Posmoderenisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hobsbawm, Eric, dan Ranger, Terence (eds). 1983. The Invention of Tradition. Cambridge University Press.
Kuswarsantyo. 2017. Kesenian Jathilan: Identitas dan Perkembangannya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
MacCannell, Dean. The Tourist: A New Theory of the Leisure Class. University of California Press, 1999.
Malna, Afrizal. 2023. Performance Art (dan Medan Pasca-Seni). Yogyakarta: Diva Press.
Maslow, Abraham H. 1984 Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi dengan AnconganHirarki Keburuhan Manusia. Dialihbahasan oleh Nurul Iman. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.
Pigeaud, Dr. Th. 1938. Javaanse Volksvertoningen: Bijdrage Tor De Beschrijving Van Land En Volk Batavia: Volkslectuur) p., Dialihbahasakan oleh K.R.T. Muhammad Husodo Pringgokusumo. B.A, di Istana Mangkunegaran dengan Judul Pertunjukan Rakyat, Sumbangan Bagi ilmu Antropolog, 1991.
Schechner, Richard. 2003.Performance Theory. Routledge.
SP. Ranang Aji. "Pemakan Beling". Harian Kedaulatan Rakyat, 22 November 2022, Budaya.
Suwigyo, S. 2018. Reronggo Puntadewa Dance Performance: A Case Study of The lathilan Dance Movement in Gunungkidul, Yogyakarta, International Journal of Society, Culture & Language, 6(1), 23-26.
Turner, Victor. The Ritual Process: Structure and Anti-Structure. Aldine Transaction, 1969.
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia. Yogyakarta: Kanwa Pusblisher.
Yohanes. Benny. 2017. Metode Kritik Teater: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Kalabuku.

Jurnal Ilmiah Fonema by http://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/pbs is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.