Main Article Content
Abstract
Ekosistem terumbu karang memiliki peran yang tinggi dalam mempertahankan lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil, baik ditinjau dari aspek fisik maupun non fisik. Dari aspek fisik berfungsi sebagai pelindung pantai dan non fisik sebagai habitat bagi berbagai biota yang hidup berasosiasi dengan ekosistem tersebut. Saat ini kondisi ekosistem terumbu karang semakin lama semakin menurun, hal ini disebabkan karena pemanfaatannya tidak ramah lingkungan dan juga akibat berbagai aktivitas manusia didaerah hulu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi tingkat kerusakan ekosistem terumbu karang di Pulau Barrang Caddi, (2) merekomendasikan lokasi-lokasi yang bisa untuk kegiatan rehabilitasi dengan koordinat (posisi dengan GPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan metode
Coral Point Count With Excel Ekstensions (CPCe). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kerusakanekosistem terumbukarangdiPulau Barrang Caddidenganpendekatanmetode CPCe, masuk dalam katagori sedang, dimana tutupan karangnya rata-rata sekitar 31,5 %. Lokasi yang direkomendasikan untuk rehabilitasi terdiri dari tiga titik dengan luasan yaitu masing-masing 0,66 ha (119o 19’ 15.286” E ; 5o 4’ 43.100” S), 1,06 ha (119o 18’ 54.782” E ; 5o 5’ 00.365” S) dan 0,98 ha (119o 19’ 02.749” E ; 5o 5’ 22.037” S).
Keywords
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
References
- Apriliani, T. (2009). Strategi Rehabilitasi Terumbu Karang Untuk Pengembangan Wisata
- Bahari DiPulau Mapur Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Thesis. Sekolah
- Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
- Dewi, K. V. C., Pradesti, R., Nurlaela, S., Murnisari, Y., Suryanda, A., & Aulya, N. R.
- (2023). Dampak Perubahan Iklim dan Aktivitas Manusia terhadap Kerusakan
- Ekosistem Terumbu Karang dan Biota Laut di Sekitarnya. Panthera: Jurnal Ilmiah
- Pendidikan Sains dan Terapan, 3(1), 7-12.
- Dunn, J. G., P. W. Sammarco, dan G. LaFleur. (2012). Effect of Phosphate on Growth
- and SkeletalDensity in The Scleractinian Coral Acropora muricata : A Controlled
- Experimental Approach. J. of Experimental Marine Biology and Ecology, 4(11):
- 34-44.
- Ginting, J. (2023). Analisis Kerusakan Terumbu Karang Dan Upaya
- Pengelolaannya. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT), 1, 53-59.
- Giyanto. (2012a). Kajian tentang panjang transek dan jarak antar pemotretan pada
- penggunaan metode transek foto bawah air. Oseanologi dan Limnologi di
- Indonesia 38 (1): 1-18.
- Giyanto. (2012b). Penilaian Kondisi Terumbu Karang Dengan Metode Transek Foto
- Bawah Air.Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 38 (3): 377-390.
- Giyanto; B.H. Iskandar; D. Soedharma & Suharsono. (2010). Effisiensi dan akurasi
- Jurnal TECHNO-FISH, Vol. VII No. 2, Desember 2023, P-ISSN: 2581-1592, E-ISSN: 2581-166
- 212
- pada proses analisis foto bawah air untuk menilai kondisi terumbu karang.
- Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36 (1): 111-130.
- Giyanto., A. Ew Manuputty., M. Abrar., R. M Siringoringo., S. R Suharti., K. Wibowo., I.
- N E. U. Y. Arbi., H. A. W. Cappenberg., H. F. S. Y. Tuti. dan D. Zulfianita. (2014).
- Panduan Monitoring Kesehatan Terumbu Karang. Pusat Penelitian OseanografiLIPI. 77 hal.
- Gomez, E.D. and H.T. Yap, (1988). Monitoring reef condition In: R.A. Kenchington &
- B.E.T. Hudson(eds). Coral Reef Management handbook, UNESCO Jakarta:
- 187-195.
- Hardin, 2016. Terumbu Karang Pesisir Makassar Rusak Parah, Dampak Reklamasi.
- Diakses 17 Desember 2023 dari
- https://www.mongabay.co.id/2016/01/15/terumbu-karang-pesisir-makassarrusak-parah-dampak-reklamasi/
- Kohler, K.E and M.Gill. (2006). Coral Point Count with Excel extensions (CPCe): avisual
- basic program for the determination of coral and substrate coverage using
- random point count methodology. Comput Geosci, 32(9):1259-1269.
- Kordi, M. G. H. K. (2018). Mengenal dan Mengelola Terumbu Karang. Penerbit Indeks.
- Jakarta.
- Kurniawan, D., Jompa, J. & Haris, A. (2017). Pertumbuhan Tahunan Karang Goniopora
- stokesi diPerairan Kota Makassar Hubungannya dengan Faktor Cuaca. Jurnal
- Akuatiklestari, 1 (1): 8–15.
- Lesser, M.P. (2014). Experimental Biology of Coral Reef Ecosystems. Journal of
- Experimental Marine Biology and Ecology, 300. 217– 252.
- Rauf, A., (2004). Pemantauan Kondisi Karang Menggunakan Citra Satelit untuk
- Informasi Tingkat Kerusakan Terumbu Karang di Kepulauan Spermonde dalam
- kurung waktu Waktu 5 Tahun. Thesis Pascasarjana IPB.
- Ritonga, A. R., Ruswanti, C. D., Jaka, F., Putri, N. P., Muharam, M. R., & Kurniawan, D.
- (2022). Indeks Kesehatan Terumbu Karang di Perairan Siantan Selatan,
- Kabupaten Kepulauan Anambas. Jurnal Akuatiklestari, 6(1), 22-32.
- Sari, R., (2015). https://news.republika.co.id/berita/nzepx5384/terumbu-karang-tigapulau-di-makassar-hampir-buruk
- Suharsono, and Sumadhiharga., O.K. (2014). Panduan Monitoring Kesehatan Terumbu
- Karang. COREMAP-CTI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi,
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
- Supriharyono. (2000). Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir
- dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Taofiqurohman, A., Faizal, I., & Rizkia, K. A. (2021). Identifikasi kondisi kesehatan
- ekosistem terumbu karang di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu. Buletin
- Oseanografi Marina, 10(1), 23-32.
- Analisis Tingkat Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang……(Rauf dkk)
- 213
- Webler, T. and K. Jakubowski. (2016). Mitigating damaging behaviors of snorkelers to
- coral reefs in puerto rico through a pre-trip media-based intervention. Biological
- Conservation, 197:223-228.
- Wijaya, C.K., Komala, R. & Giyanto. (2017). Kondisi, Keanekargaman dan Bentuk
- Pertumbuhan Karang di Pulau Kayu Angin Genteng, Kepulauan Seribu. BIOMA
- 13 (2): 108 – 118.
- Yusuf, M. (2013). Kondisi Terumbu Karang dan Potensi Ikan di Perairan Taman
- Nasional Karimun Jawa, Kabupaten Jepara. Buletin Oseano, 3 (2): 54-60.