Evaluasi Implementasi Penanganan bencana Banjir Di Desa Lamanela Kecamatan Ileboleng Nusa Tenggara Timur

Abstract

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Banjir terjadi disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor alam dan faktor ulah manusia yang menyebabkan adanya korban jiwa dan kehilangan harta benda. Banjir yang terjadi di desa Lamanela Nusa Tenggara Timur merupakan suatu bencana banjir yang disebabkan oleh keadaan fenomena alam dan curah hujan yang cukup tinggi tetapi hal lain yang membuat peneliti tertarik adalah adanya kepercayaan masyarakat tentang penyebab banjir yang terjadi akibat adanya norma-norma adat yang terlarang atau disebut banjir yang disebabkan oleh hidrometereologi dan antropolonik. Kebijakan seperti tahap-tahap penanganan telah dilakukan, maka kebijakan-kebijakan penangan banjir desa Lamanela Nusa Tenggara Timur tersebut perlu dilakukan penilaian, sehingga munculnya beberapa permasalahan yang dapat dikaji antara lain: (i) bagaimana evaluasi implementasi dalam menangani banjir yang terjadi, (ii) apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penangan banjir, (iii) rekomendasi atau saran yang diberikan agar penanganan banjir dapat cepat, tepat efesien dan efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yakni kualitatif, untuk evaluasi menggunakan teori Dunn implementasi penangananan banjir desa Lamanela Nusa Tenggara Timur. Analisis data dalam penelitian ini meliputi evaluasi dan implementasi penanganan banjir desa Lamanela, Evaluasi mencangkup efektifitas, efesiensi, kecukupan, pemerataan, ketetapan dan resposivitas. Sedangkan implementasi mencangkup komunikasi, sumberdaya, disposisi dan birokrasi. Pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa evaluasi implemntasi penanganan banjir desa Lamanela dinilai sudah berhasil oleh sebagian besar masyarakat Lamanela karena dapat dirasakan oleh masyarakat Lamnela. Rekomendasi yang diberikan peneliti dalam pengananan banjir desa Lamanela perlu adanya komunikasi yang baik atau peningkatan kerja sama dari pemerintah desa- pemerintah pusat dan fasilitas yang harus memadai dalam penanganan banjir serta bencana lainnya yang kemungkinan dapat terjadi.