Jurnal Teknik Sipil Unitomo https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil Jurnal Teknik Sipil Universitas Dr. Soetomo merupakan jurnal yang memuat artikel hasil penelitian, konsep penelitian, review jurnal atau penelitian yang berasal dari para akademisi internal maupun eksternal dan juga praktisi. Jurnal ini terbit sebanyak 2 kali dalam satu tahun, yaitu pada periode bulan April-Juni dan Oktober-Desember. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia. Universitas Dr. Soetomo en-US Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2477-8250 Peningkatan Kekuatan Kolom Berongga Untuk Memikul Beban Maksimum https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/266 <p>Menurut SNI 03 – 2847 – 2002 menyatakan bahwa saluran dan pipa, bersama kaitnya, yang ditanam pada kolom tidak boleh menempati lebih dari 4% luas penampang yang diperlukan untuk kekuatan atau untuk perlindungan terhadap kebakaran. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan perbandingan 4,5% luas penampang yang melebihi ketentuan dari SNI maka pengaruh lubang perlu diperhitungkan terhadap kekuatannya yang akan menyebabkan penurunan kekuatan dari beton tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan kolom berongga 4,5% luas penampang dengan menambah sengkang dan tulangan memanjang guna meningkatkan kekuatan tekan kolom struktur dengan model sengkang rektanguler/ persegi dan spiral untuk memikul beban maksimum. Ukuran benda uji kolom 200x200x600 mm, jumlah benda uji 6 buah kolom berongga , 6 buah kolom pejal, pengujian dilakukan pada umur 28 hari. Dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pada perhitungan teoritis kuat tekan kolom beton berongga dengan sengkang spiral lebih besar 3,03% di bandingkan sengkang rectanguler, sedangkan hasil pengujian laboratorium menyatakan kuat tekan kolom dengan sengkang spiral lebih besar 2,92% dibandingkan rectanguler.. Sedangkan pada kolom pejal secara hitungan Teoritis menunjukkan pemakaian tulangan sengkang model Spiral mempunyai kuat tekan lebih besar 6.3 % dibandingkan Rectangular. Sedangkan kebutuhan tulangan geser (sengkang) model spiral lebih ekonomis 8% dibandingkan model rectanguler.<br /> <br />Keyword : kolom, sengkang, spiral, rectangular, kuat tekan</p> Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.266 Analisis Pemanfaatan Bahan Limbah Pada Campuran Batako Ditinjau Terhadap Kekuatan Dan Biaya https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/267 <p>Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah, baik limbah yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang kian hari menjadikan problema dikalangan Pemerintah dan meresahkan dikalangan masyarakat banyak, yang tidak hentinya mencarai solusi bagaimana menyelesaikan masalah tersebut paling tidak menguranginya. Dari penomena yang ada peneliti mencoba meneliti limbah yang tidak termanfatkan sebagai alternatif bahan konstruksi salah satunya adalah dengan pemanfaatan bahan limbah <em>Styrofoam</em><em>/ </em>gabus<em> </em><em> </em>dan Serat Ampas Tebu<em> </em>pada<em> </em> campuran batako untuk menggantikan sebagian agregat halus dengan tujuan menganalisis campuran batako yang porposional dengan menggunakan bahan limbah <em>Styrofoam</em><em> </em>dan Serat Ampas Tebu ditinjau terhadap kuat tekan untuk mendapatkan kekuatan batako dan biaya kebutuhan dari kedua bahan limbah, bila dibandingkan dengan batako yang ada dipasaran.</p><p>Metode penelitian eksperimental yaitu dengan melakukan pengamatan dan uji dilaboratorium dengan konsentrasi pada agregat halus dari bahan limbah Styrofoam dan Serat Ampas Tebu dengan lima Praksi : BT0; BT5; BT10; BT15 berjumlah 24 benda uji dengan ukuran 40 x 20 x 10 cm untuk uji kuat tekan, sedangkan untuk uji density, porositas dan resapan berjumlah 24benda uji berbentuk silinder diameter 100 mm dan tinggi 200 mm, pengujian dilakukan pada umur 28 hari; benda uji dilakukan curing sampai pada umur pengujian. Analisa campuran mengacu Standar Nasional Indonesia ( SNI ).</p><p>Berdasarkan hasil penelitian dan analisa dapat direkomendasikan bahwa untuk mendapatkan porposi campuran batako yang tepat dari kedua bahan limbah tersebut ditinjau terhadap kekuatan yaitu menggunakan praksi BT10 (10%), Sedangkan biaya produksi untuk praksi BT10 (10% ) lebih murah 33% bila dibandingkan dengan biaya produksi pada batako konvensional.</p><strong>Kata kunci: batako, <em>styrofoam</em>, serat ampas tebu, kuat tekan</strong> Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.267 LIMBAH CANGKANG KERANG SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/269 <p>Di daerah sekitar pantai Kenjeran banyak bertebaran limbah cangkang kerang sisa dari yang dipakai untuk kerajinan oleh masyarakat sekitarnya terbuang percuma. Cangkang kerang terdapat kandungan kapur dalam satu sisi kebutuhan material bahan-bahan bangunan terutama untuk material beton bertambah seiring dengan pembangunan infrastruktur yang semakin pesat. Untuk itu perlu dipikirkan material alternative, limbah cangkang kerang kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai bahan agregat kasar pada beton. Dalam penelitian uji kuat tekan menggunakan benda uji bentuk silinder berdiameter 15 cm, tinggi 30 cm, dan uji porositas beton menggunakan benda uji bentuk silinder berdiameter 10 cm, tinggi 20 cm, beton limbah cangkang kerang sebagai subtitusi agregat kasar, FAS 0,40 dan komposisi cangkang kerang sebesar 0 %, 1,25 %, 2,5 %, 3,75 %, dan 5 % dari berat agregat kasar. Jumlah benda uji 60 silinder, masing-masing terdiri dari Kuat tekan beton 45 silinder, porositas beton 15 silinder. Pengetesan dilakukan pada umur 7, 21, dan 28 hari. Mutu beton yang direncanakan adalah f’c = 25 MPa. Dari hasil penelitian menunjukkan penambahan limbah cangkang kerang secara signifikan mengalami penurunan kuat tekan beton sedangkan porositas beton meningkat seiring dengan besarnya komposisi cangkang kerang. Beton yang menggunakan limbah cangkang kerang dengan komposisi 1,25 % sampai dengan 5 % yang kuat tekannya mencapai terendah hingga 16,608 MPa, sesuai dengan PBI 1971 dapat digunakan beton struktur untuk rumah tinggal dan perumahan.</p><p> </p>Kata Kunci: Cangkang Kerang, Substitusi, Kuat Tekan, Porositas. Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.269 PENGENDALIAN BANJIR AKIBAT SEDIMENTASI DI KALI KEMUNING SAMPANG MADURA https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/270 <p>Tingginya laju sedimentasi sebagai akibat dari meningkatnya laju erosi permukaan maupun erosi tebing di hulu DAS merupakan hal yang umum terjadi di sungai-sungai di Indonesia. Demikian halnya dengan Kali Kemuning di Kabupaten Sampang Pulau Madura, berdasarkan studi yang pernah dilakukan sebelumnya kali Kemuning merupakan sungai yang produktif sebagai penghasil bahan sedimen. Banjir di Kota Sampang hampir terjadi setiap tahunnya dan menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Sampang. Oleh karena itu perencanaan pengendalian daya rusak pada Kali Kemuning yang ditimbulkan oleh aliran air dan material yang dibawanya perlu dilakukan. Kegiatan analisa hidrologi meliputi perhitungan hujan rencana dan perhitungan banjir rencana dengan menggunakan metode Gama I dan Nakayasu. Dari hasil perhitungan didapatkan debit banjir rencana untuk Kali Kemuning sebesar Q<sub>5</sub> = 336,442 m<sup>3</sup>/dt, Q<sub>10</sub> = 396,133 m<sup>3</sup>/dt, Q<sub>25</sub> = 471,553 m<sup>3</sup>/dt. Dalam hal pola pengendalian banjir yang dipilih pada kasus ini adalah dengan pembuatan dan pengembangan <em>Retarding Basin</em> di bagian hulu DAS. Hasil yang diperoleh adalah tertekannya debit sebesar 260 m<sup>3</sup>/dt yang artinya mampu mengendalikan potensi banjir yang mungkin terjadi.</p><p> </p>Kata Kunci: Banjir, Hidrograf, <em>Retarding Basin, </em>DAS Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.270 STUDI EXPERIMENTAL PERILAKU INELASTIK ELEMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENULANGAN BAJA LUNAK DAN BAJA MUTU TINGGI AKIBAT BEBAN SIKLIK https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/271 <p>Mutu baja tulangan yang tersedia dapat dikategorikan menjadi 2 yakni baja lunak (mild steel) dan baja mutu tinggi (high strength steel). Baja lunak mempunyai tegangan leleh antara 210 sampai 280 Mpa, sedangkan baja mutu tinggi mempunyai tegangan leleh antara 280 sampai 500 Mpa. Menurut SNI-03-2847-2002 serta ASTM A 706M, penggunaan baja sebagai tulangan beton dengan kuat leleh f<sub>y</sub> lebih dari 400 Mpa boleh digunakan dalam struktur beton bertulang tahan gempa selama masih mempunyai nilai tegangan pada regangan 0,35 % . Dijelaskan pula dalam pasal 23, tulangan yang memenuhi ASTM A 615M, yaitu tulangan mutu 300 Mpa dan 400 Mpa boleh digunakan dalam komponen struktur gedung tahan gempa apabila : Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian dipabrik tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari 120 Mpa atau 30 % dari 400 Mpa ( uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 Mpa ) dan Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang dari 1,25. ( f<sub>s</sub>/f<sub>y</sub> &gt; 1,25 ). Pada perkembangan dunia konstruksi saat ini, Produsen memproduksi mutu tulangan yang banyak tersedia dilapangan yakni 300 Mpa, 400 Mpa, 500 Mpa, hingga 600 Mpa.</p><p>Mengacu pada persyaratan SNI-03-2847-2002 tersebut, bahwa pengujian dengan beban statis siklik antara penggunaan baja lunak mutu 240 Mpa dan baja mutu tinggi mutu 400 Mpa dan 500 Mpa pada elemen beton bertulang, baja tulangan mutu 400 Mpa lebih efektif berdasarkan perilaku inelastik , yaitu kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, faktor kuat lebih (overstrength), dan rasio kuat tarik terhadap kuat leleh, yang terlihat pada kurva hubungan tegangan – regangan dan kurva hubungan beban dan defleksinya.</p><p> </p>Kata kunci : <em>mild steel</em>, <em>high stregth steel</em>, kuat leleh, kuat tarik, daktilitas, <em>overstrength</em>, rasio kuat tarik kuat leleh. Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.271 PEMANFAATAN LIMBAH GENTENG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA BETON https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/272 <p>Hampir semua bangunan menggunakan beton untuk gedung bertingkat, jalan, lapangan terbang, jembatan dan bangunan besar lainnya. Seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang konstruksi, kebutuhan akan beton meningkat yang berakibat meningkatnya kebutuhan material pembentuk beton yang ada di alam seperti batu pecah dan apabila bahan tersebut secara terus menerus diambil, akan berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh para peneliti untuk meningkatkan <em>performance </em>dari sisi material<em> </em>seperti bahan alternatif material sebagai pengganti agregat kasar menggunakan limbah batu marmer, pecahan batu kapur, dan masih banyak lagi . Di satu sisi limbah genteng di daerah Karang Pilang banyak terkumpul, yang hampir setiap minggu mengangkut sebanyak 2 truk untuk dibuang sebagai urugan. Guna meningkatkan nilai ekonomis dari limbah tersebut, maka pada penelitian ini kami mencoba menggunakan limbah genteng untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti batu pecah dalam pembuatan beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan limbah genteng terhadap kuat tekan beton. Metode yang digunakan adalah membuat campuran beton dengan komposisi agregat kasar dari limbah genteng : 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Dari hasil penelitian material kadar keausan Limbah Genteng mencapai 53 % yang melebihi persyratan yaitu 50%. Dari hasil pengujian Kuat tekan beton, adanya penggantian limbah genteng terhadap batu pecah menunjukkan penurunan yang signifikan.</p><p> </p><p>Kata Kunci : <em>performance, </em>alternative, agregat kasar, kuat tekan.</p> Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.272 KAJIAN PERCEPATAN PENJADWALAN PEMBANGUNAN LANDING CRAFT UTILITY (LCU) DENGAN METODE SIMULASI MONTE CARLO https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/273 <p>Suatu pelaksanaan konstruksi proyek biasanya mengalami keterlambatan waktu pelaksanaan yang cukup lama sehingga harus pula mengeluarkan biaya lebih. Sesuai dengan perjanjian kerja sebuah pembangunan kapal akan banyak hal yang akan disepakati berkaitan dengan pembangunan kapal tersebut salah satunya proses pembangunan <em>Hull Construction </em>LCU.</p><p>Untuk tercapainya proses pembangunan pada waktu yang telah ditentukan dan mendapatkan kualitas produksi yang diharapkan, maka urutan dari proses pembangunan sebuah kapal harus ditentukan secara rasional dan disesuaikan dengan fasilitas produksi yang tersedia di galangan. Tujuan dari penyusunan Tesis ini adalah untuk membuat penjadwalan probabilistik yang sifatnya tidak tentu yang mengakibatkan proyek pembangunan melebihi estimasi waktu yang telah direncanakan<strong>. </strong>Penelitian mengenai penjadwalan probabilistic pada Tesis ini akan diaplikasikan pada proyek pembangunan kapal <em>Landing Craft Utility</em> (LCU).</p><p>Tahap yang akan dilakukan antara lain dengan cara mengumpulkan data penjadwalan proyek, menentukan hubungan antar aktivitas proyek, melakukan estimasi durasi aktivitas proyek serta melakukan simulasi dengan mengunakan <em>Monte Carlo Simulation</em>.</p><p>Dari hasil simulasi didapatkan pengerjaan pembangunan <em>Landing Craft Utiliy </em>pada bagian <em>Hull Construction</em>, yang semula selama 102 hari dipercepat menjadi 99 hari dengan tingkat keyakinannya sebesar 100%, 94 hari tingkat keyakinannya hingga sebesar 60%, dan untuk percepatan menjadi 90 hari tingkat keyakinannya hanya sebesar 3%. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan durasi optimal selama 94 hari dengan percepatan penjadwalan pembangunan kapal LCU selama 8 hari dengan penambahan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan sebesar Rp 27.300.000,- atau sekitar 9,8% dari keseluruhan biaya.</p><p> </p><strong><em>Kata kunci:</em> </strong><em>Landing Craft Utility, Monte Carlo Simulation, Hull Construction</em> Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.273 KOLAM RETENSI SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALI BANJIR https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sipil/article/view/274 <p>Permasalahan banjir dan drainase selalu mewarnai permasalahan yang terjadi di area perkotaan karena seringkali banjir dan drainase mencuat ke permukaan setelah perkembangan perkotaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tata guna lahan. Lahan yang semula memiliki daya resapan air besar karena masih dalam kondisi alami menjadi lahan masive yang berdaya resap air relatif sangat kecil setelah banyak pembangunan. Paradigma baru dalam pengendalian banjir adalah melakukan suatu upaya untuk menahan air selama mungkin di suatu tempat tanpa menyebabkan gangguan. Hal ini bukan saja sebagai upaya mengendalikan datangnya banjir tetapi juga sebagai upaya konservasi. Kolam Retensi ternyata menjadi jawaban bagi kebutuhan tersebut. Dari hasil beberapa penelitian dapat dilihat dari analisa hidrograf bahwa pemakaian Kolam Retensi ternyata dapat mengendalikan besarnya debit puncak dengan menekan atau memotong puncak banjir yang seharusnya terjadi.</p><p> </p><p>Kata Kunci: Kolam Retensi, <em>Reservoir, Retarding Pond, </em>Banjir, Pengendalian Banjir</p> Copyright (c) 2017 Jurnal Teknik Sipil Unitomo 2017-07-19 2017-07-19 1 1 10.25139/jtsu.v1i1.274