REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM PERIBAHASA JEPANG MENURUT KONFUSIANISME
Abstract
Kanji merupakan aksara yang berasal dari Tiongkok kemudian masuk ke Jepang. Beberapa kanji dikembangkan menjadi huruf hiragana dan katakana, dipakai oleh masyarakat Jepang hingga saat ini. Kanji adalah aksara yang menyimbolkan suatu benda, salah satu contohnya adalah kanji 女 yang menggambarkan seorang perempuan yang sedang berlutut atau dalam posisi hormat. Jelas terlihat kedudukan perempuan sangat rendah dan harus menghormati laki-laki. Dari pembentukan kanji tersebut, juga terkandung pemikiran mengenai kehidupan perempuan dan dicerminkan pula dalam peribahasa Jepang, karena peribahasa lahir dari kehidupan masyarakat, pola pikir dan nilai-nilai juga terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas tentang peribahasa Jepang yang memiliki unsur kanji 女 dan mengandung representasi perempuan dalam konsep “Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan” menurut Konfusianisme. Konfusianisme merupakan suatu ajaran yang menitikberatkan pada keharmonisan antara satu individu dengan individu lainnya, meningkatkan moral, dan menjaga etika. Berdasarkan analisis diperoleh hasil sebagai berikut: “Tiga Kepatuhan” mencakup kepatuhan terhadap Ayah, contohnya tidak berhak menyampaikan keinginan tentang perkawinannya, kepatuhan terhadap suami meliputi penghormatan, kesetiaan, dan pelayanan, serta kepatuhan terhadap anak laki-laki setelah suaminya meninggal. Sementara “Empat Kebajikan” diperoleh hasil: 1) sifat dan etika, contohnya hanya mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan urusan dunia di dalam rumah; 2) cara bicara yang ditunjukkan dengan bicara seperlunya saja; 3) tingkah laku dan penampilan, misalnya bertingkah laku lembut dan berpenampilan rapi; 4) keterampilan yang harus dimiliki, contohnya pandai melakukan pekerjaan rumah. Hasil di atas memperlihatkan adanya pengaruh Konfusianisme dalam peribahasa Jepang yang mengatur kehidupan perempuan.
Kata kunci: Konfusianisme; Peribahasa; Representasi Perempuan