Komunikasi terapetik konselor dalam pendampingan korban kekerasan seksual pada anak laki-laki


Abstract
Pada tahun 2020 terdapat kasus kekerasan seksual yang dilakukan pada 25 anak laki-laki di sebuah pesantren di Sidoarjo yang dilakukan oleh Ustaz di pesantren tersebut sejak tahun 2016. UPTD PPA Sidoarjo sebagai badan yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang bertugas dalam pendampingan perempuan dan anak korban kekerasan seksual di Kabupaten Sidoarjo memiliki peranan besar dalam pendampingan pemulihan trauma yang dialami korban. Salah satu upaya yang digunakan konselor UPTD PPA Sidoarjo dalam proses pendampingan korban adalah komunikasi terapeutik, yang berperan penting dalam penyembuhan korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan, teknik dan hambatan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh koselor dalam proses pendampingan anak laki-laki korban kekerasan seksual. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menggunakan teori interaksi simbolik dan teori self disclosure. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data studi kasus Creswell. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teori, dan metode. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat tahapan dalam proses komunikasi terapeutik konselor yakni tahap persiapan, perkenalan, pendampingan, dan akhir pendampingan. Teknik komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh konselor terdiri dari teknik verbal, teknik nonverbal, dan teknik hiburan atau relaksasi. Pada proses pendampingan, hambatan yang sering ditemui oleh konselor adalah hambatan usia dan pemahaman, hambatan keluarga dan hubungan antara klien dengan pelaku.
References
Indarwati, Ferika. (2019). Konsep Komunikasi Dasar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Syarifudin, A., & Adhie, R. (2016). Interaksi Simbolik Antara Shadow Dengan Anak Autis di Sekolah Kreatif Surabaya. Jurnal Analisa Sosiologi, 5(1).
Sarfika, Rika, Esthika Ariani Maisa, Windy Freska. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2: Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang: Andalas University Press.
Wahyuningsih, Sri. (2021). Komunikasi Terapeutik: Konsep, Model, dan Kontinuitas Komunikasi dalam Psikoedukasi terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa. Malang: Intrans Publishing.
Gustian, E. (2001). Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah. Jakarta: Puspa Swara.
Nurhaeni, N. (1998). Koping Pada Anak. Jurnal Keperawatan Indonesia, 2(5).
Harahap, Reni Agustin, Fauzi Eka Putra. (2019). Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Pratiwi YS. (2012). Penurunan tingkat kecemasan anak rawat inap dengan permainan hospital story di RSUD Kraton Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Rohmah, N. (2019). Terapi Bermain. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.
Delphine, Bandi. (2009). Genetika: Sebagai Faktor Endogen Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT Intan Sejati.
Malchiodi, A.C. (2001). Using Drawing as Intervention with Traumatized Children. TLC’s Journals, Trauma and Loss: Research and Intervention, 1.
Tomb, D. A. (2003). Buku saku psikiatri (edisi ke-6). Jakarta: EGC.
Saam, Zulfan. (2013). Psikologi Konseling. Jakarta: Rajawali.
Jawapos. (2021). Guru Ngaji di Sidoarjo Cabuli 25 Santri Sejak 2016. Diakses pada 15 November 2021 dari www.jawapos.com:
https://www.jawapos.com/surabaya/12/06/2021/guru-ngaji- di-sidoarjo- cabuli-25-santri-sejak-2016/
Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak. (2020). Catahu (Catatan Tahunan) UPTD PPA. Sidoarjo: Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak.
Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak. (2021). Catahu (Catatan Tahunan) UPTD PPA. Sidoarjo: Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak.
Copyright (c) 2022 Jurnal Komunikasi Profesional

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Komunikasi Profesional is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. Proposed Policy for Journals That Offer Open Access
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
2. Proposed Policy for Journals That Offer Delayed Open Access
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication, with the work [SPECIFY PERIOD OF TIME] after publication simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).