Luka Pascakolonial dan Ambiguitas Kuasa Perempuan dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

  • Adelia Savitri Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran
Abstract views: 461 , pdf downloads: 242
Keywords: postcolonial, patriarki, kuasa perempuan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna “cantik itu luka” yang tidak sekadar mengacu pada konsep kecantikan secara fisik. Selain itu, tokoh-tokoh perempuan dalam novel Cantik Itu Luka berusaha menunjukkan kuasa atas dominasi yang membelenggunya. Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teori pascakolonial sebagai pisau analisisnya, hasil penelitian ini adalah konsep ‘cantik’ memiliki dual sign. Artinya, ‘cantik’ dalam novel ini mengacu pada dua pengertian. Pertama, cantik merupakan alegori dari sesuatu yang tidak berkaitan langsung dengan tubuh, tetapi realitas lain di luar itu, yaitu kecantikan alam yang ‘dilukai’ oleh kolonialisme. Kedua, cantik mengacu pada tokoh-tokoh perempuan cantik yang justru menjadi subaltern (manusia subordinat) dalam sistem masyarakat patriarki. Namun demikian, usaha tokoh-tokoh perempuan yang terdapat dalam novel ini, pada akhirnya masih mengacu pada standar patriarki dan standar kecantikan Barat (Eropa).

References

Aryani, R., Missriani, dan Yessy Fitriani. (2020). Kajian Feminisme dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5 (1), 58-69, https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/1206, diakses pada 30 Januari 2023.

Awuy, Tommy F. (2002). Feminisme di Persimpangan Jalan?, dalam Pelatihan Teori dan Kritik Sastra. Depok: PPKB-LPUI.

Bramantio. (2011). Intertekstualitas Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh: Sebuah Ruang untuk Science-yang-Membumi dan Eksistensi Para Liyan. Risalah dari Ternate: Bunga Rampai Telaah Sastra Indonesia Mutakhir. Ternate: Ummu Press.

Budiman, Manneke. (2008). Masalah Sudut Pandang dan Dilema Kritik Postkolonial. Sastra Indonesia Modern: Kritik Postkolonial. Keith Foulcher dan Tony Day (Ed.). (Terj. Koesalah Soebagyo dan Monique Soesman). Jakarta: Yayasan Obor.

Fadillah, Ramadhian. (2012). Kisah Soekarno Sediakan Pelacur untuk Tentara Jepang. https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-soekarno-sediakan-pelacur-untuk-tentara-jepang.html, diakses pada 19 Desember 2016.

Kurniawan, Eka. (2012). Cantik Itu Luka. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kusuma, Desy. (2019). Estetika Resepsi dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan: Kajian Hans Robert Jauss. Jurnal Sapala, 6, (1), 1—15, https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-sapala/article/view/31598, diakses 29 Januari 2023.

Lubis, Akhyar Yusuf. (2015). Pemikiran Kritis Kontemporer: Dari Teori Kritis, Cultural Studies, Feminisme, Postkolonial hingga Multikulturalisme. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahayana, S. Maman. (2003). Air Bah dalam Novel Cantik Itu Luka. http://ekakurniawan.net/blog/air-bah-dalam-novel-cantik-itu-luka-72.php, diakses 13 September 2016.

Namang, Katharina Woli. (2019). Ideologi dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan (Teori Gramsci). Jurnal Widyasastra, 2 (1), 37-46,

http://widyasastra.kemdikbud.go.id/index.php/widyasastra/article/view/69, diakses pada 29 Januari 2023.

Said, Edward W. (2010). Orientalisme. (Terj. Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, Puji. (2010). Cet.ke-2. Tuhan, Kita Begitu Dekat: Semiotika Riffatere. Semiotika Budaya. Depok: PPKB FIB UI.

Published
2024-07-12
How to Cite
Savitri, A. (2024). Luka Pascakolonial dan Ambiguitas Kuasa Perempuan dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan. Jurnal Ilmiah FONEMA, 7(1), 42-60. https://doi.org/10.25139/fn.v7i1.6676
Section
Articles