PENGARUH JENIS ALAT PENGANGKUT YANG BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN LEMURU (Sardinella sp.) PASCA TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PENGAMBENGAN


Abstract
Setiap tahunnya permintaan ikan lemuru di pasar lokal maupun Internasional semakin meningkat. Meningkatnya minat masyarakat terhadap produk perikanan tersebut maka produsen banyak melakukan upaya agar ikan yang di produksi tetap memiliki kualitas yang baik dan terhindar dari mikroorganisme. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui mutu organoleptik, kandungan histamin dan TPC pada ikan lemuru pasca tangkap. Dilihat dari jenis alat angkut yang berbeda yaitu perahu berbahan kayu dan berbahan fiber. Penurunan mutu ikan lemuru yang dibawa dari daerah tangkapan ikan ke pelabuhan itu menjadi penting karena banyak yang melaporkan terjadinya penurunan mutu berupa kandungan histamin yang tinggi dan jumlah mikroba yang melebihi batas maksimum. Sehingga tidak layak untuk diproses menjadi ikan kaleng. Oleh karena itu, apakah alat angkut yang berbeda mempengaruhi kualitas ikan lemuru pasca tangkap di PPN Pengambengan. Kualitas ikan dapat dilihat dari organoleptik, kandungan histamin dan TPC yang terdapat pada ikan. Hal tersebut dapat menunjukkan kualitas ikan. Sampel diambil dari hasil tangkapan nelayan PPN Pengambengan kemudian diujikan di UPT Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan (PMP2KP) Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jenis alat pengangkut yang berbeda. Variabel yang diujikan adalah uji organoleptik, kadar histamin dan Total Plate Count (TPC). Dari hasil penelitian pengaruh jenis alat angkut yang berbeda terhadap mutu ikan lemuru (sardinella sp.) pasca tangkap di PPN Pengambengan-Bali dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat pengangkut ikan lemuru yang berbahan kayu merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari hasil uji kadar histamin dengan rerata hasil uji yaitu 27,33 mg/kg dan dengan jumlah hasil nilai pada TPC yaitu 6,1 x 103Coloni/g.