Penerjemahan Ungkapan Kenjougo dan Konsep Uchi-Soto pada Takarir Drama Shimbun Kisha

  • Dhia Ardhina Salsabila Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Tatang Hariri Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Abstrak views: 164 , PDF 101-121 downloads: 297
Kata Kunci: kenjougo, konsep uchi-soto, penerjemahan audiovisual

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penerjemahan ungkapan honorifik kenjougo dan konsep uchi-soto dalam takarir drama Shimbun Kisha (The Journalist) tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori honorifik kenjougo yang dikemukakan oleh Iori (2001). Iori mengungkapkan bahwa terdapat tiga bentuk yang termasuk ke dalam honorifik kenjougo yaitu dengan verba tidak khusus (o~suru), verba khusus, dan nomina (prefiks o/go). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data lisan dan tulisan yang terdapat dalam drama Shimbun Kisha episode 1-4 dan diperoleh dari layanan streaming Netflix dengan durasi 45 hingga 60 menit setiap episodenya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk ungkapan kenjougo yang paling banyak muncul dalam drama Shimbun Kisha adalah bentuk verba khusus. Penutur seringkali menggunakan verba khusus kenjougo untuk menonjolkan rasa hormat kepada lawan tuturnya. Berdasarkan hubungan antarpartisipan dan konsep uchi-soto yang terdapat dalam drama Shimbun Kisha, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan ungkapan kenjougo cenderung digunakan pada konsep soto. Namun, hasil penerjemahan dalam takarir drama Jepang, ditemukan bahwa konsep uchi-soto tersebut seringkali tidak menjadi perhatian penerjemah. Hal tersebut terlihat pada penggunaan beberapa pronomina dalam bahasa Indonesia yang biasanya digunakan dalam situasi nonformal seperti aku, kau, klitik –mu dan klitik –ku. Selain itu, beberapa perubahan makna dalam terjemahan takarir pada ungkapan kenjougo ditemukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman penerjemah atas konsep uchi-soto. Selain perhatian penerjemah yang minim dengan konsep uchi-soto, perbedaan budaya antara konsep uchi-soto masyarakat Jepang dengan bahasa sopan dalam bahasa Indonesia juga ada. Bahasa Indonesia tidak mengenal ungkapan honorifik kenjougo sehingga terdapat perbedaan persepsi dalam proses penerjemahan. Analisis pada bentuk penerjemahan honorifik tersebut menggambarkan kompleksitas dari proses penerjemahan yang memengaruhi kesepadanan terjemahan.

Kata kunci: kenjougo; konsep uchi-soto; penerjemahan audiovisual.

##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

Linguistics Department of Gadjah Mada University

Diterbitkan
2023-10-01