Asset Forfeiture for the Offense of Illicit Enrichment: Between Eradication and Deterrence

Yusron Ashalirrohman; Nurhayati

doi:10.25139/lex.v8i1.8771

Yusron Ashalirrohman Faculty of law, University of Mataram, Indonesia
Nurhayati Faculty of Law, University of Tadulako

https://doi.org/10.25139/lex.v8i1.8771

Abstract views: 146 ,

PDF downloads: 71

Keywords: Asset Forfeiture, Illicit Enrichment, Corruption

Abstract

The Indonesian government has ratified the United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) or the UN Anti-Corruption Convention with law number 7 of 2006. One of the important issues is the return of criminal assets through asset confiscation and criminalizing illicit enrichment. However, to date the Asset Forfeiture Bill has not been passed. This research aims to examine the practice of asset confiscation in Indonesia, the obstacles that arise as a result of the incomplete discussion of the Draft Law on Asset Forfeiture, giving the impression that there is an attempt to obstruct it, and the urgency of reforming the law for handling criminal acts of corruption by criminalizing asset confiscation for illicit enrichment offenses. This research uses a normative method with a statutory, conceptual and country comparison approach. From the results of this research, recommendations were obtained to strengthen and encourage efforts to ratify the Draft Law on Asset Forfeiture in Indonesia.

References

BOOKS

Aritonang, Rasamala et al, Menggagas Perubahan UU Tipikor: Kajian Akademik dan Draft Usulan Perubahan (Jakarta: Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi, 2019).

Febrari, Rizki, Politik Pemberantasan Korupsi: Strategi ICAC Hong Kong dan KPK Indonesia (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015).

Fleming, Matthew H, Asset Recovery and Its Impact on Criminal Behavior, An Economic Taxonomy: Draft for Comments (London: University College, 2005).

Hiariej, Eddy OS, Teori dan Hukum Pembuktian (Jakarta: Erlangga, 2021).

Indrayana, Denny, Indonesia Optimis (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer, 2011).

———, Negeri Para Mafioso, Hukum di Sarang Koruptor (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2008).

Isra, Saldi & Eddy OS Hiariej, Korupsi Mengorupsi Indonesia: Sebab, Akibat dan Prospek Pemberantasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2009).

Mochtar, Zainal Arifin & Eddy OS Hiariej, Dasar-Dasar Ilmu Hukum: Memahami Kaidah, Teori, Asas, dan Filsafat Hukum (Depok: Rajawali Press, 2023).

Mulyadi, Lilik, Kembang Setaman Tindak Pidana Korupsi Indonesia dalam Teori, Norma dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2021).

Nasution, Bismar, Anti Pencucian Uang: Teori dan Praktek (Bandung: Books Terrace & Libary, 2009).

Yenti, Garnasih, Illicit Enrichment (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012).

JOURNAL

Fauzia, Ana & Fathul Hamdani, ‘Pembaharuan Hukum Penanganan Tindak Pidana Korupsi oleh Korporasi Melalui Pengaturan Illicit Enrichment dalam Sistem Hukum Nasional’ (2022) 3:7 Rewang Rencang J Huk Lex Gen 497–519.

Hamdani, Fathul, ‘Urgensi Penerapan Konsep Non-Conviction Bassed dalam Praktik Asset Recovery TPPU di Indonesia’ in Idul Rishan, Aroma Elmina Martha & Dodik Setiawan, eds, Huk Sebagai Penggerak Pembang Berkelanjutan di Indones (Yogyakarta: FH UII Press, 2021).

Mulyadi, Lilik, ‘Asas Pembalikan Beban Pembuktian terhadap Tindak Pidana Korupsi dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia Dihubungkan dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003’ (2015) 4:1 J Huk dan Peradil 101–132.

Putri, Novalinda Nadya & Herman Katimin, ‘Urgensi Pengaturan Illicit Enrichment dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia’ (2021) 9:1 J Ilm Galuh Justisi 38–61.

Rampadio, Hamdan, Ana Fauzia & Fathul Hamdani, ‘The urgency of arrangement regarding illicit enrichment in indonesia in order to eradication of corruption crimes by corporations’ (2022) 9:2 J Pembaharuan Huk 225–241.

Wouters, Jan, Cedric Ryngaert & Sofie Cloots, ‘The International Legal Framework Against Corruption: Achievements and Challenges’ (2013) 14:1 Melb J Int Law 205–280.

WEBSITE

Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Hasil Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Perampasan Aset Tindak Pidana, by Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Jakarta, 2015).

Direktorat Hukum, Kajian Hukum: Permasalahan Hukum Seputar Perampasan Aset Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Upaya Pengoptimalisasiannya, by Direktorat Hukum (Jakarta, 2021).

Hiariej, Edward OS, Pembuktian Terbalik dalam Pengembalian Aset Kejahatan Korupsi (Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 2012).

Indonesia Corruption Watch, ‘Evaluasi Satu Tahun Komisi Pemberantasan Kosupsi’, (2021), online: <https://antikorupsi.org/id/evaluasi-satu-tahun-komisi-pemberantasan-korupsi-2020>.

Komisi Pemberantasan Korupsi, Komitmen Indonesia Pada United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) dan G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG) Tahun 2012-2018, by Komisi Pemberantasan Korupsi (Jakarta, 2019).

Mirsan, Adi, ‘RUU Perampasan Aset Jalan di Tempat, Denny Indrayana Tuding Jokowi dan Koalisinya Sangat Koruptif’, (2023), online: <https://fajar.co.id/2023/07/12/ruu-perampasan-aset-jalan-di-tempat-denny-indrayana-tuding-jokowi-dan-koalisinya-sangat-koruptif/>.

Transparency International Indonesia, ‘Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2022’, (2023), online: <https://ti.or.id/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2022-mengalami-penurunan-terburuk-sepanjang-sejarah-reformasi/>.

Wicaksono, Adhl, ‘KPK: Total Uang yang Dibawa dari Rumah Dinas Mentan Rp30 Miliar’, (2023), online: CNN Indones <https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230930040843-12-1005439/kpk-total-uang-yang-dibawa-dari-rumah-dinas-mentan-rp30-miliar>.

Wijayaatmaja, Yakub Pryatama, ‘Hambatan RUU Perampasan Aset bukan di Pemerintah tapi di Parlemen’, (2023), online: Media Indones <https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/573897/hambatan-ruu-perampasan-aset-bukan-di-pemerintah-tapi-di-parlemen>.