Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Melalui Inovasi BAMELE di Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk

  • Kurnia Ayu Puspita
  • Sapto Pramono Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo Surabaya
  • Sri Roekminiati Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Abstract views: 106 , Full Text downloads: 85

Abstract

ABSTRAK
Kabupaten Nganjuk merupakan penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur. Tetapi hal itu berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan, kurangnya subsidi pupuk menjadikan produksi bawang merah terhambat. Salah satunya di Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor sebagai penghasil bawang merah terbesar dan juga merasakan dampak dari adanya kelangkaan pupuk ketika musim tanam tiba. Untuk mengatasi kelangkaan pupuk pemerintah membuat sebuah inovasi BAMELE. Selain itu inovasi ini diharapkan mampu mengembangkan kawasan agropolitan di Kabupaten Nganjuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis data: 1) untuk mengetahui kinerja pengembangan BAMELE, 2) untuk menganalisis tentang faktor – faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan dan kegagalan,3) untuk mengrekomendasikan kebijakan supaya BAMELE bisa lebih baik kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan memperoleh data dari observasi lapangan, wawancara dengan informan dan dokumentasi yang menggunakan pendekatan teori William N. Dunn. Hasil penelitian ini merujuk pada teori William N.Dunn dalam 3 indikator yaitu: (i) Perumusan: sebelum adanya inovasi BAMELE ini petani bawang merah mengeluhkan karena minimnya subsidi pupuk untuk wilayah Kabupaten Nganjuk. Sedangkan kelangkaan pupuk melatarbelakangi pemerintah untuk mengatasi permasalahan agar petani bawang merah bisa tetap panen tanpa adanya subsidi pupuk dari pemerintah, (ii) Pemantauan: dengan adanya dukungan dari pemerintah Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk yang memberikan pelatihan untuk pengolahan bawang merah supaya bawang merah itu tidak hanya di jual mentahan saja, tetapi bisa dikembangkan dengan berbagai olahan yang memiliki cita rasa tinggi karena dengan ini dapat meningkatkan perekonomian para petai Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor, (iii) Evaluasi: bahwa belum adanya peraturan yang mengatur khusus mengenai inovasi BAMELE dan hanya mengacu pada Peraturan Bupati No. 33 Tahun 2018 pasal 1 ayat 9 tentang RJMD dapat berdampak pada ketidakstabilan harga bawang merah dipasar karena tidak adanya peraturan khusus yang mengatur tentang harga bawang merah dipasar. Selain itu terdapat hambatan dalam melakukan inovasi BAMELE yaitu, informasi mengenai inovasi BAMELE masih sangat minim, belom ada koperasi khusus untuk petani bawang merah dan juga belom ada sentra khusus ikan. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan yaitu, perlunya pendekatan pemerintah terhadap petani supaya inovasi ini bisa digunakan diseluruh wilayah Kabupaten Nganjuk agar bisa terwujud kawasan agropolitan.
Kata kunci: Analisis Kebijakan, Subsidi Pupuk, dan Inovasi BAMELE

Published
2023-11-13
How to Cite
Puspita, K. A., Pramono, S., & Roekminiati, S. (2023). Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Melalui Inovasi BAMELE di Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Soetomo Administrasi Publik , 1(3), 583 - 592. Retrieved from https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/sap/article/view/7310
Section
Article

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>